Macam-macam Cedera Pada Olahraga Tenis
Cedera adalah suatu akibat daripada gaya-gaya yang bekerja pada tubuh
atau sebagian daripada tubuh dimana melampaui kemampuan tubuh untuk
mengatasinya, gaya-gaya ini bisa berlangsung dengan cepat atau jangka
lama. Dengan kata lain cedera adalah kerusakan atau luka yang dialami
atau diderita oleh seseorang. Sedangkan cedera olahraga adalah kerusakan
yang terjadi pada bagian tubuh saat melakukan olahraga, latihan atau
pertandingan dan setelahnya akibat adanya kekuatan yang berlebih yang
menimpa sistem musculoskeletal atau system tubuh lainnya. Berikut
macam-macam cedera olahraga pada cabang olahraga tenis:
Tennis Elbow / Lateral Epycondylitis
![tennis elbow injuries tennis elbow injuries](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhOxBB1yyJ57d0VFQYMdD1TPkWBK6uf9jQM78yZT69MKCO12RTQJqD3OJ0xHz1cV05wMBZ0OPHsYESCp7kI3OmpjmKRa207Z35KAuMyuhXxkSRW5XtjLTNHy6693YahA3-G0P7AMZd8A/s320/tennis+elbow.png)
Tennis
elbow atau lateral epicondylitis adalah cedera paling umum yang terjadi
pada pemain tenis, nama tenis sendiri diindikasikan memang dari nama
cabang olahraga tersebut. Walaupun demikian orang-orang yang tidak
mengetahui dan tidak pernah tenispun juga tak luput terkena cedera ini
tetapi jumlahnya tidak seberapa dibandingkan dengan orang yang mempunyai
hobi bermain tenis. Tennis elbow umumnya terjadi pada tendon dari otot
exstensor carpi radialis brevis, yang letaknya dipinggir kira-kira 2cm
dibawah sendi siku atau di epicondylus lateralis tulang humerus. Pada
cedera ini jarang dijumpai adanya peradangan sendi tetapi nyeri yang
hebat disebakan adanya peningkatan dari reseptor nyeri sehingga daerah
siku terasa perih atau nyeri.
Sendi siku dibentuk oleh 3 tulang yaitu tulang lengan atas (humerus) dan
tulang lengan bawah (radius dan ulna). Pada bagian bawah tulang
humerus, terdapat tonjolan tulang di sebelah luar siku, yang disebut
sebagai Epikondilus Lateral. Epikondilus lateral menjadi tempat
melekatnya tendon otot lengan bawah (Extensor Carpi Radialis Brevis)
yang berfungsi untuk menggerakkan lengan bawah ke arah luar atau
menstabilkan pergelangan tangan ketika siku lurus (ekstensi /meluruskan
lengan bawah).
Tennis elbow merupakan salah satu cedera karena penggunaan yang
berlebihan (overuse). Cedera karena overuse pada umumnya adalah karena
penggunaan yang terlalu banyak dan terlalu cepat melakukan latihan yang
sebenarnya melampaui kemampuannya. Pemain tenis yang memiliki resiko
tinggi mengalami tennis elbow adalah yang memiliki kondisi fisik yang
jelek.
Ada dua macam tennis elbow, yaitu backhand tennis elbow (classic tennis
elbow) dan forehand tennis elbow. Yang pertama lebih sering dialami oleh
para petenis biasa, artinya bukan petenis profesional atau bukan atlet
(olahragawan) tenis. Pada tennis elbow yang mengalami sakit bukalah pada
siku, tetapi pada tendon, perlekatan otot pada tulang dari otot yang
berada di belakang dari lengan; otot-otot ini bertugas untuk
membengkokkan tangan dan pergelangan tangan.
Cedera Pada Bahu/Rotator Cuff Tendonitis
Sendi bahu merupakan bagian yang sangat tidak stabil. Dan pada sendi
bahu, terdapat tendon yang mempunyai peran penting, yaitu rotator cuff
dan biceps. Shoulder tendonitis (atau rotator cuff tendonitis) adalah
salah satu kondisi paling umum yang terjadi pada persendian bahu
(rotator cuff).
href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwj_AbzW6ylCFkzbjwfwpl0FLNJVQ7u2rtkZtcW4sGxfs0qkWntCDDrWYRoOCiQGGbeLRtv2ykeDG2kD0I5wlEyPruvVt9vBadXPQPcsuCifV0Iq_MyBgWuaOrZAxfJOujebixqyogsw/s1600/rotator+curf.png"
imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em;
margin-right: 1em;">
![Rotator Cuff Tendonitis Rotator Cuff Tendonitis](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwj_AbzW6ylCFkzbjwfwpl0FLNJVQ7u2rtkZtcW4sGxfs0qkWntCDDrWYRoOCiQGGbeLRtv2ykeDG2kD0I5wlEyPruvVt9vBadXPQPcsuCifV0Iq_MyBgWuaOrZAxfJOujebixqyogsw/s320/rotator+curf.png)
Rotator
cuff adalah tendon yang mengelilingi sendi bahu. Sendi bahu dapat
bergerak dan mengubah melalui jangkauan yang lebih luas daripada sendi
lainnya di tubuh. Istilah rotator cuff dipergunakan untuk jaringan ikat
fibrosa yang mengelilingi bagian atas tulang humerus. Ini dibentuk
dengan bersatunya tendon-tendon atap bahu. Keempat tendon tersebut
adalah musculus supraspinatus, musculus infraspinatus, musculus teres
minor dan musculus subscapularis. Jadi, cedera rotator cuff adalah suatu
kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh karena suatu paksaan atau
tekanan fisik maupun kimiawi pada bagian tendon bahu serta penggunaan
rotator cuff yang berlebihan ketika melakukan aktifitas sehingga
menyebabkan tendon berlawanan dengan tulang.
Sprain Ankle
Cedera ankle dikenal juga sebagai Sprain ankle atau cedera ligament
ankle, pada umumnya sprain ankle ini terjadi karena robeknya sebagian
dari ligament atau keseluruhan dari ligament dan hampir 85% kasus sprain
ankle ini mengenai ligament talofibular anterior (Jowir, 2009:1).
Ciri-ciri cedera ankle bila untuk melakukan gerakan baik perpindahan
tempat maupun berdiri ada rasa nyeri dan tidak nyaman. Adanya Pembesaran
disekitar ankle atau pembengkakan. Ada ruangan kosong didalam sendi
ankle. Bila disentuh dan diberikan penekanan sedikit akan menimbulkan
rasa sakit.
Penyebab Terjadinya Cedera
Berikut merupakan penyebab-penyebab terjadinya cedera pada olahraga tenis lapangan:
Tennis elbow
Tennis elbow sering disebabkan oleh penggunaan sendi yang melampaui
batas (overuse) atau juga karena cedera otot yang berulang-ulang.
Aktivitas yang sering memicu timbulnya tennis elbow adalah tennis,
badmintons atau squash atau aktivitas yang berlebihan seperti mengetik
komputer dan memasang skrup.
![tennis elbow tennis elbow](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiq5XYCfkd_mEnTEXvry6O33eTymPH7yEBtiFb4OF1bUVh16C1H3GnsTQgoxDr7ezDyk2s58uLSFH8YbD6cHZQI3MEu9E4b54LCHG8Efiyf14oc8j9z8-yu_ilVRJAiQRczoKwo5B3JEQ/s320/sebab+tennis+elbow.png)
Teknik
backhand yang buruk pada cabang olahraga yang menggunakan raket
merupakan penyebab timbulnya cedera ini. Kejadian ini sering terlihat
pada saat pemain terlambat melakukan backhand, hal ini berarti dia tidak
memposisikan tubuhnya tepat dibelakang bola, pemain itu memukul bola
dengan lemah atau menekuk pergelangan tangannya sehingga pergelangan
tangannya dipaksa untuk melakukan teknik tersebut. Padahal untuk teknik
backhand yang benar kekuatan untuk memukul terjadi pada tangan secara
keseluruhan. Karena paksaan tersebut maka terjadi cedera pada otot dan
tendon disendi siku. Masalah yang lain yang dijumpai pada olahraga
beraket ini adalah pegangan raket yang terlalu kecil. Pegangan raket
yang terlalu kecil berarti otot-otot disendi siku dipaksa bekerja keras
sehingga terjadi perubahan struktural ditendon. Mayoritas yang terkena
cedera ini berusia 40-50 tahun,tapi tidak menutup kemungkinan seorang
atlet tenis yang usia dibawah 40 tahun juga terkena cedera ini.
Beberapa faktor lain penyebab tennis elbow adalah menggunakan raket
terlalu berat, bola terlalu berat, senar raket terlalu tegang, grip
raket yang oversize, penampilan yang kurang baik, terlalu banyak atau
terlalu cepat (tidak pelan-pelan lebih dulu).
Tanda dan Gejala :
- Adanya nyeri kira-kira 1-2 cm didaerah pingir dari sendi siku tepatnya di area epicondylus lateralis humeri.
- Terjadi kelemahan pada otot-otot pergelangan tangan sehingga terjadi
penurunan aktifitas fungsional seperti ketidakmampuan membuka pintu
yang bergagang sampai ketidakmampuan melakukan aktivitas mengocok suatu
benda.
- Nyeri terjadi disendi siku bagian luar ketika tangan ekatensi dan sendi pergelangan tangan melawan tahanan.
- Nyeri terjadi ketika adanya tekanan (palpating) dibawah epicondylus lateralis humeri
Rotator Cuff Tendonitis
Terdapat beberapa hal yang bisa menyebabkan cedera/ robek pada rotator
cuff. Tekanan yang terjadi terus-menerus dan penggunaan rotator cuff
yang berlebihan ketika melakukan aktifitas yang sama dapat menyebabkan
tendon berlawanan dengan tulang.
Penggunaan normal seiring bertambahnya usia
Ketika kurang mendapat pasokan darah, tendon dari rotator cuff rawan
mengalami degenerasi karena bertambahnya usia. Degenerasi dapat
berlangsung lebih cepat akibat gerakan bahu yang berulang. Karena itu
kondisi ini biasanya terjadi jika Anda berusia di atas 40 tahun.
Pengulangan gerakan
Atlet yang biasanya melakukan gerakan di atas kepala yang berulang
seperti perenang, pedayung, atau pemain tenis berisiko lebih tinggi
untuk menderita cedera rotator cuff. Walaupun demikian, cedera dapat
juga terjadi pada aktivitas yang tampaknya sepele seperti mengangkut
beban berat, mengangkat beban di atas kepala, atau menjemur pakaian.
Trauma
Rotator Cuff dapat juga rusak karena cedera yang disebabkan oleh trauma seperti jatuh atau hantaman langsung pada tangan.
Mengangkat atau menarik benda berat
Mengangkat atau menarik benda yang terlalu berat atau mengangkat dengan
arah yang salah dapat menyebabkan otot atau tendon rotator cuff menjadi
tegang atau putus.
Postur yang buruk
Postur kepala dan leher yang membungkuk ke depan dapat menyebabkan
terjepitnya otot atau tendon yang akhirnya mengakibatkan peradangan.
Tanda dan Gejala
Gejala yang berhubungan dengan cedera/ robeknya rotator cuff awalnya
hanya bersifat ringan, kemudian menjadi lebih parah pada tahap
selanjutnya. Gejala penyertanya meliputi nyeri di malam hari dan nyeri
hebat pada saat digunakan beraktifitas, khususnya ketika digunakan untuk
menggerakkan lengan sampai diatas kepala (elevasi).
Contohnya saat tangan digunakan untuk meletakkan sesuatu di tempat yang
tinggi maka akan terasa nyeri pada bagian bahunya. Gejala ini mirip
dengan tendonitis atau bursitis. Tetapi, cedera rotator cuff ini agak
berbeda dengan bursitis atau tendonitis. Pada orang dengan bursitis atau
tendonitis, ia akan merasa lebih baik jika digunakan untuk istirahat,
saat aktifitas dimodifikasi, dan saat diberikan obat anti inflamasi
(seperti aspirin atau ibuprofen).
Gejala cedera/ robeknya rotator cuff tidak membaik ketika hanya
diberikan terapi biasa. Pada tahap nyeri pada cedera rotator cuff
selanjutnya, lengan dan bahu akan terasa lemah ketika digunakan untuk
melakukan gerakan elevasi atau membentangkan lengan ke arah tubuh bagian
samping. Bahkan ketika beraktifitas yang ringan, seperti mengangkat
sesuatu dapat menimbulkan nyeri akut pada bahu. Pada saat malam hari
rasa nyeri dapat terasa lebih parah. Nyeri ini mengindikasikan bahwa
cedera/ robekan parsial rotator cuff telah berubah menjadi cedera/
robekan yang kompleks.
Penyebab Cedera Ankle
Gerakan yang sering memicu sprain ankle adalah gerakan inversi dan
plantar fleksi yang tiba-tiba saat kaki tidak menumpu sempurna pada
lantai. Dan juga diakibatkan karena permukaan lantai yang tidak rata
(Jowir, 2009:1).
Sprain ankle terbagi menjadi beberapa derajat sprain sesuai tingkat
kerusakan dan pengaruh ligamentnya. Derajat I sprain ankle umumnya
terjadi penguluran pada ligamentum talofibular anterior sehingga pasien
mengalami nyeri yang ringan dan sedikit bengkak. Sedangkan derajat II
dan III sprain ankle, kerobekan parsial dan komplet telah terjadi pada
ligamentum lateral compleks ankle (ligamentum talofibular anterior,
ligamentum calcaneofibular, ligamentum calcaneocuboideum, ligamentum
talocalcaneus dan ligamentum talofibular posterior). Pada derajat II dan
III, pasien mengalami nyeri hebat (aktualitas tinggi), bengkak dan
penurunan fungsi ankle (gangguan berjalan), sehingga umumnya pasien
langsung berobat ke dokter atau fisioterapi untuk mendapatkan terapi
(Jowir, 2009:2).
Cara Menangani Cedera-cedara Pada Olahraga Tenis
Tennis Elbow
![Cara Menangani Cedera-cedara Pada Olahraga Tenis Cara Menangani Cedera-cedara Pada Olahraga Tennis Elbow](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaT5iblrj9qphpcdGGkz5lOUrK14mY0ipEnmJz9x07pNQRGMFwEgIAVCJU7hBsH66TuzsUQYmzpQxQ-H_Jq3Da25CS3JYkc91Wn-frcKZraKvTxMy3Q6Vl2jhtiCyQSSrvSjuErfqpMA/s320/penanganan+tennis+elbow.png)
Apabila
mengalami tennis elbow, tidak ada treatment yang lebih efektif selain
mengistirahatkannya dengan cukup bagian tersebut. Hal ini bukan berarti
berhenti total dari kegiatan bermain tenis, boleh tidak berhenti asal
dapat menghindari penyebabnya. Jika rasa sakit muncul setelah bermain,
pengobatan paling baik adalah dengan es selama 10-15 menit. Pada saat
tidak bermain penyembuhan dapat diteruskan dengan cara pemanasan dan
pendinginan, masing-masing selama 10 menit. Ada cara yang disarankan
untuk menghindari tennis elbow, yaitu: (1) meningkatkan teknik yang
benar, dan (2) meningkatkan kekuatan otot, terutama sebelum mengalami
cedera. Latihan kekuatan lengan yang dapat dilakukan adalah dengan
menggunakan dumbell, dilakukan dengan posisi telapak tangan ke atas dan
ke bawah. Lakukan masing-masing sepuluh kali.
Tidak ada satupun metode tunggal untuk menyelesaikan permasalahan ini,
tetapi kombinasi dari beberapa metode mampu menyelesaikan kasus ini.
Diantara metode itu adalah:
Mengaplikasikan es atau cold pack atau cold terapi pada siku (selama
10-20 menit 6x/hari) untuk mengurangi inflamasi dan nyeri yang terjadi.
Istirahat, mengistirahatkan sendi sangat penting untuk recovery cedera ini
Memakai brace atau support untuk melindungi tendon agar bisa recovery
dan tetap terjaga kekuatannya. Brace tidak diletakkan pada tempat dimana
nyeri timbu; tetapi diletakkan kira-kira 10 cm dibawah nyeri tersebut.
Mengikuti program rehabilitasi di departemen fisioterapi. Seperti
penggunaan ultrasound atau laser untuk mengurangi nyeri dan peradangan
selain itu uga meningkatkan proses recoveri. Pemilihan massage terapi,
myofacial release atau teknik fricton juga tepat untuk cedera tendon
ini.
Berkonsultasi kepada pelatih tenis profesional untuk mendapatkan teknik
yang tepat ketika bermain tennis terutama untuk teknik backhand.
Rotator cuff
Umumnya, obat penghilang nyeri diberikan pada awal pengobatan. Injeksi
steroid dapat diberikan untuk menghilangkan nyeri dan inflamasi.
Fisioterapi disarankan untuk meningkatkan kekuatan otot bahu dan
meningkatkan fleksibilitas.
Secara umum, pemulihan cedera pada sendi bahu memerlukan waktu. Untuk
mempercepat waktu pemulihan agar Anda dapat berlatih kembali, gunakan
formula RICE (Rest atau istirahat; Ice atau kompres dengan es;
Compression atau beri tekanan dengan menggunakan membalutnya dengan
perban khusus; dan Elevation atau tinggikan bagian yang mengalami
cedera). Penyembuhan jaringan lunak, seperti bahu, seringkali
membutuhkan waktu antara 4 hingga 6 minggu.
Sedangkan perawatan untuk cedera rotator cuff dapat meliputi: istirahat,
pengobatan anti peradangan, latihan kekuatan, terapi ultrasound,
injeksi corticosteroid atau operasi (untuk cedera berat). Ada beberapa
jenis latihan tertentu untuk membantu Anda memperkuat otot-otot di bahu
Anda (terutama otot-otot rotator cuff, bagian yang membantu dalam
gerakan bahu melingkar). Latihan-latihan ini tidak menyebabkan rasa
sakit. Jika terasa sakit saat latihan, hentikan, periksakan ke dokter
Anda, kemudian mulai kembali berlatih dengan beban yang lebih ringan.
Sprain Ankle
Pertolongan pertama untuk keseleo adalah dengan RICE (Rest, Ice, Comppresin, dan Elevation):
REST ( Istirahat)
Tindakan Rest artinya pasien harus mengistirahatkan dan melindungi
wilayah otot yang cedera. Jika terasa sakit saat menahan beban,
gunakanlah penopang, dan jika terasa sakit untuk menggerakan bagian yang
cedera, lindungi dengan splint atau kayu belat.
Kurangi aktifitas sehari-hari sebisa mungkin. Jangan menaruh beban pada
tempat yang cedera selama 48 jam. Dapat digunakan alat bantu seperti
crutch (penopang/penyangga tubuh yang terbuat dari kayu atau besi) untuk
mengurangi beban pada tempat yang cedera. Aktivitas yang berlebih pada
bagian tubuh yg terkena akan memicu terjadinya komplikasi lebih lanjut,
misal ligamen yang robek akan semakin parah, bahkan seringkali terkilir
disertai pula dengan fraktur/patah/retak pada tulang.
ICE ( Es )
Kompres dingin atau es akan menghasilkan vasokontriksi untuk mengurangi
pembengkakan dengan meletakkan di bagian yang terluka selama 2-3 menit
tiga kali sehari dalam 24 jam pertama. kita harus menempatkan kain di
atas daerah yang cidera dengan kantong es untuk menghindari luka akibat
suhu rendah. Terapi dengan kompres dingin ini harus dimulai dengan
segera dan diteruskan sampai 24-36 jam setelah luka terjadi.
COMPRESS ( Kompres atau penekanan pada daerah yang cedera)
Tindakan Compress artinya menekan bagian yang mengalami cedera dengan
menggunakan perban khusus (ace bandage). Perban ini di harapkan juga
dapat mengikatkan kantong es di tempatnya dan tetap di lanjutkan setelah
terapi dingin ingin menghindari serta mengurangi pembengkakan. Meskipun
balutan ini harus rapi, pastikan bahwa perban ini tidak terlalu ketat
karena dapat menimbulkan mati rasa, geli atau bahkan menambah rasa
sakit.
ELEVATION ( Posisi )
Pada tindakan Elevation, pasien sebisa mungkin harus mengangkat bagian
cedera lebih tinggi di atas jantung atau dada selama 24-36 jam pertama
untuk memudahkan kembalinya darah dan untuk mengurangi pembengkakan.
Misalnya jika yang cedera lutut, upayakan pasien dalam posisi tidur
kemudian lutut diangkat atau ditopang dengan alat supaya posisinya lebih
tinggi dari jantung. Teknik ini mengacu pada prinsip bejana berhubungan
dan berguna untuk mengurangi pembengkakan pada bagian cedera.
Selama menjalani metode RICE, kita juga bisa diperbolehkan meminum
obat-obatan penghilang rasa sakit. Namun sebaiknya konsumsi obat-obatan
ini juga diawasi oleh dokter. karena di takutkan anda salah meminum obat
atau salah memilih obat yang di jual bebas di pasaran.